LAMPUNG – Masa perkembangbiakan ikan air tawar, payau dan laut sejak awal 2020 memberi berkah bagi warga pesisir timur Lampung Selatan (Lamsel).
Sutikno, warga Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi menyebut, sebagian ikan yang cepat berkembang di wilayah itu meliputi kakap putih, belanak, mujair, betok, sembilang dan gabus. Penghujan yang mulai tiba membuat populasi ikan melimpah.
Sebagai nelayan budidaya tambak udang vaname, berbagai jenis ikan bisa diperoleh dengan sodong, jaring dan bubu. Berbagai jenis ikan tersebut hidup pada saluran air yang masuk dari sungai Way Sekampung.
Hasil penangkapan ikan yang hidup secara liar sebagian masuk ke area pertambakan menjadi penghasilan tambahan. Sebab budidaya udang vaname membutuhkan waktu empat bulan.
Hasil tangkapan ikan di sela-sela menunggu masa panen udang dijadikan ikan kering. Proses pengeringan ikan menjadikan ikan yang bisa diawetkan selama lebih dari tiga bulan.
Berbeda dengan ikan asin yang direbus dengan garam, ikan tawar direbus tanpa garam lalu dijemur. Selain penjemuran, pengawetan memanfaatkan pengasapan dengan serabut kelapa.
“Pengawetan secara alami dengan sinar matahari akan sempurna dengan bahan pengawet memakai asap serabut kelapa, ikan mujair, betok, kakap dan gabus akan lebih bertahan lama saat disimpan,” terang Sutikno saat ditemui Cendana News, Senin (23/3/2020).
Sutikno menyebut hasil pengawetan ikan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pada saat sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga ia bisa mengurangi pembelian lauk pauk. Saat hasil pengawetan ikan melimpah sebagian awetan ikan bisa ditukar dengan beras dan kebutuhan lain. Sebab ikan kering yang diawetkan memiliki harga Rp70.000 per kilogram.
Usman, warga Desa Bandar Agung memanfaatkan jala untuk menjaring ikan. Hasil tangkapan ikan menurutnya semakin melimpah saat hujan turun di wilayah Lampung Timur, Pringsewu dan Pesawaran.
Sebab hujan yang turun berimbas aliran sungai Way Sekampung meluap. Berbagai jenis ikan yang bisa ditangkap menurutnya menjadi berkah terutama ikan mujair, belanak, gabus.
“Berbagai jenis ikan tersebut melawan arus ke sejumlah saluran sehingga warga menggunakan jala untuk menangkapnya,” tutur Usman.
Hasil tangkapan tersebut setiap hari dimanfaatkan sebagian sebagai lauk bagi keluarganya. Namun berbagai jenis ikan yang memiliki ukuran besar dikeringkan agar lebih awet.
Selama sepekan ikan yang diawetkan menurutnya akan bertambah. Proses pengeringan dan penjualan akan dilakuan sang istri. Sumini, sang istri mengolah ikan mujair dan jenis ikan lain menjadi ikan kering.
Proses pengeringan ikan disebut Sumini akan mengawetkan berbagai jenis ikan dalam waktu lama. Pada kondisi sulitnya memperoleh sejumlah bahan baku stok ikan kering diakuinya sangat membantu.
Bagi warga yang tinggal di pesisir menurut Sumini ikan yang dikeringkan bisa dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari sebagian dijual. Ia melakukan pengemasan ikan kering ukuran 500 gram hingga 1 kilogram.
“Pemesan dominan sejumlah warung kecil di sepanjang jalan lintas Timur untuk dijadikan oleh-oleh,” beber Sumini.
Sumini menyebut pengolahan ikan dengan cara pengeringan memakai sinar matahari diselingi pengasapan. Proses pengasapan akan dilakukan saat kondisi cuaca mendung.
Kualitas ikan yang diasap akan memiliki tingkat keawetan yang lebih lama dibanding hanya dijemur. Jenis ikan yang diasap akan memiliki harga lebih mahal rata-rata Rp120.00 terutama jenis ikan gabus dan ikan kakap putih.
"ikan" - Google Berita
March 23, 2020 at 05:47PM
https://ift.tt/3dreyns
Pengeringan Ikan, Cara Awetkan Hasil Tangkapan Warga Pesisir Lamsel - Cendana News
"ikan" - Google Berita
https://ift.tt/2Lm4jo8
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pengeringan Ikan, Cara Awetkan Hasil Tangkapan Warga Pesisir Lamsel - Cendana News"
Post a Comment