Search

Banyuwangi Ekspor Sidat dan Produk Olahan Ikan Senilai Rp 13 Miliar ke Jepang - beritajatim

Banyuwangi (beritajatim.com) – Produk olahan ikan sidat (Anguiliformes) Banyuwangi dan berbagai olahan ikan lainnya kembali diekspor ke berbagai negara, salah satunya Jepang. Kali, ini nilai ekspor tersebut mencapai Rp 13 miliar.

Ekspor tersebut diberangkatkan Dirjen Peningkatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Agus Suherman, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Perdana, dan Bupati Abdullah Azwar Anas dari pabrik PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk, Banyuwangi, Senin (13/01/2019).

”Selamat atas ekspor perdana 2020. Banyuwangi adalah daerah pembudidaya sidat terbesar di Indonesia. Semoga ke depan bisa terus tumbuh semakin besar,” kata Agus Suherman.

Agus mengatakan, Banyuwangi selama ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil ikan sidat terbaik di Indonesia. Di Jepang, sidat lebih banyak dikenal dengan sebutan unagi.

“Sidat merupakan jenis ikan yang istimewa, karena tidak bisa hidup di sembarang tempat. Tapi di Banyuwangi justru berkembang dengan baik, dan bahkan menjadi komoditas ekspor,”

“JAPFA sudah rutin mengekspor sidat ke Jepang dan berbagai negara lainnya. Ini berarti perairan di Banyuwangi memang menjadi ekosistem yang baik untuk perkembangan sidat,” ujar Agus.

Banyuwangi dikenal sebagai daerah penghasil sidat kualitas terbaik di Indonesia. Bahkan Banyuwangi dijadikan pilot project taman tecnologi (technopark) pelatihan budidaya sidat dan sebagai inkubator sidat pertama di Indonesia oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak 2014.

Banyuwangi dijadikan pusat pengembangan sidat karena air bakunya berkualitas. Kementerian pernah mengadakan riset, bahwa per 25 miligram sampel air di Banyuwangi hanya mengandung 10 ribu koloni bakteri. Angka itu jauh lebih kecil dibanding daerah lainnya yang bisa mencapai ratusan ribu koloni bakteri.

Agus mengatakan, sidat menjadi primadona di sejumlah negara karena kandungan protein dan gizinya yang tinggi yang tidak dimiliki jenis ikan yang lain.

Bupati Azwar Anas mengungkapkan kegembiraannya, di tengah ancaman perlambatan ekspor, Banyuwangi masih getol mengekspor sejumlah komoditas, mulai kopi, cokelat, beras organik, hingga olahan ikan termasuk sidat. “Ini membuktikan produk Banyuwangi berkualitas ekspor,” kata Anas.

Anas juga bersyukur karena sidat kini dikembangkan banyak pembudidaya rakyat, tidak hanya digarap oleh korporasi. Beberapa tahun lalu, hanya korporasi yang mengembangkan sidat di Banyuwangi. Namun, melihat potensinya, kini kelompok pembudidaya ikan rakyat mulai tertarik mengembangkannya.

”Semoga bisa terus berkembang, menjadi instrument untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Anas.

Sementara itu, Head of Aquaculture Division JAPFA, Ardi Budiono, mengatakan, berbagai produk olahan perikanan JAPFA Banyuwangi telah dipasarkan ke berbagai negara di benua Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia. Khusus untuk sidat, Banyuwangi dipilih menjadi basis pengembangan karena ekosistem perairannya yang sangat mendukung.

“Pengembangan sidat sangat tergantung pada kualitas lingkungan, mengingat benihnya hanya bisa dikembangkan secara alami, termasuk proses restocking-nya. Jadi kalau sidat Banywuangi yang terbesar, ini menunjukkan kualitas air sekitarnya terjaga,” ujar Ardi. [rin/but]

Let's block ads! (Why?)



"ikan" - Google Berita
January 13, 2020 at 09:42PM
https://ift.tt/2FIreqa

Banyuwangi Ekspor Sidat dan Produk Olahan Ikan Senilai Rp 13 Miliar ke Jepang - beritajatim
"ikan" - Google Berita
https://ift.tt/2Lm4jo8

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Banyuwangi Ekspor Sidat dan Produk Olahan Ikan Senilai Rp 13 Miliar ke Jepang - beritajatim"

Post a Comment

Powered by Blogger.