Yang terjun ke dalam air juga tak sebatas orang dewasa. Anak-anak pun tak ingin ketinggalan. Ilham misalnya. Bocah enam tahun itu wajahnya kotor belepotan lumpur. Tapi senyumnya mengembang setelah sesaat berenang ke tengah telaga. Di tangannya terpegang seekor ikan.
“Mau dipelihara di kolam,” ucapnya gembira sembari menyerahkan ikan jenis sapu-sapu itu kepada ibunya yang sudah menunggu di tepi sumber.
Ilham, dan ratusan warga desa, memang sengaja menyerbu kolam di sumber air tersebut untuk mencari ikan. Mengikuti tradisi tahunan setiap bulan Sura di penanggalan Jawa. Namanya tradisi Grobyak ikan. Selain berlangsung setiap Sura (Muharram), tradisi ini juga sebagai rangkaian acara bersih desa. Lokasinya di sumber air yang ada di desa tersebut.
Sebelum tengah hari, warga sudah berdatangan ke lokasi. Mereka membawa peralatan mencari ikan yang dibawa dari rumah. Ada yang membawa pecak, susuk (bubu), serok, irig, dan lainnya. Tapi, mereka tak langsung terjun ke air. Mereka menunggu di tepi kolam.
Baru begitu waku menunjukkan pukul 12.00 WIB, panitia memberi aba-aba. Dengan menghitung mundur dari lima, panitia pun membuka tradisi tahunan tersebut. Warga yang semula berdiri tenang di tepi kolam langsung bergerak cepat. Masuk ke dalam kolam.
Dengan cekatan mereka mengambil ikan yang sebagian besar disediakan oleh panitia. Begitu memasukan alat, beberapa warga langsung menangkap ikan. Salah satunya adalah Kholik, 34.
“Alhamdulillah, saya berhasil mendapatkan ikan yang beratnya sekitar lima kilogram,” ujarnya kepada awak media.
Untuk mendapatkan ikan mas dengan berat lima kilogram itu Kholik menggunakan susuk. Begitu susuk dimasukan ke dalam air, membutuhkan waktu sekitar 30 menit hingga akhirnya mendapatkan ikan.
“Pada tahun lalu saya juga ikut, namun baru pertama kali mendapatkan ikan sebesar ini,” imbuhnya.
Dalam acara Grobyak ikan tersebut jenis ikan yang ditebar di dalam kolam bermacam-macam. Mulai yang jenis ikan emas, Patin, hingga Mujahir. Bagi yang mendapatkan ikan dengan ukuran paling besar, warga akan mendapat hadiah tambahan. Yaitu berupa uang dari panitia. Nah, dalam kegiatan kemarin yang mendapatkan ikan paling besar adalah Kholik. Karena itulah dia berhak mendapatkan uang tunai Rp 50 ribu.
Tradisi Grobyak Ikan itu sekaligus menjadi kesempatan bagi anak-anak memuaskan hasratnya bermain lumpur. Tanpa rasa takut, anak-anak tersebut langsung menceburkan tubuh kecilnya.
Sementara itu, sebelum berlangsung grobyak ikan, diawali dengan selamatan yang dipimpin oleh sesepuh Desa Tanjung. Tujuan selamatan agar warga selalu diberi keselamatan oleh Tuhan. Setelah selamatan selesai, warga langsung berebut mendapatkan potongan ikan lele goreng yang tergantung di tumpeng setinggi sekitar dua meteran dari tanah. Dalam hitungan detik, puluhan ikan lele yang sudah matang habis tak tersisa.
Kepala Desa Tanjung Don Vito Gusbaki menuturkan, setiap satu tahun diadakan acara Grobyak Ikan. Acara tersebut sudah menjadi tradisi di desa yang selalu dilakukan pada bulan Sura tersebut.
“Grobyak Ikan di wisata Sumber Gundi ini bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri dan Dinas Perikanan Kabupaten Kediri,” jelasnya.
Grobyak Ikan adalah tradisi turun-temurun memanen ikan hanya pada bulan Sura. Dengan diadakan kegiatan tersebut, merupakan cara warga sekitar menjaga ekosistem agar tetap lestari. Untuk ke depannya, dia berharap acara ini semakin ramai.
“Tentunya kami berharap akan semakin ramai setiap tahunnya. Saya berterimakasih kepada seluruh panitia yang sudah bekerja keras atas terselenggaranya acara Grobyak Ikam, yang mana antusias warga ramai dan pengunjung juga ramai,” kata Vito.
(rk/baz/die/JPR)
"ikan" - Google Berita
September 23, 2019 at 03:05PM
https://ift.tt/30EF0lH
Seru, Ratusan Warga Ikuti Grobyak Ikan di Sumber Gundi - Jawa Pos
"ikan" - Google Berita
https://ift.tt/2Lm4jo8
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Seru, Ratusan Warga Ikuti Grobyak Ikan di Sumber Gundi - Jawa Pos"
Post a Comment