SLEMAN, KRJOGJA.com - Tahun 2019 konsumsi ikan per kapita ditarget 54,49 kg per kapita per tahun. Atas target ini, ketersediaan ikan yang tersedia harus ada setidaknya 13,6 juta ton ikan. Dari jumlah ini diprediksikan 60 persen diantaranya akan bergantung pada hasil budidaya.
"Oleh sebab itu, upaya pencapaian produksi perikanan budidaya perlu ditunjang dengan ketersediaan input produksi yang memadai, terutama pakan yang menjadi input utama sebagai penunjang sistem produksi budidaya," jelas Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto saat kunjungan ke Kelompok Ngupoyo Mina Desa Tegaltirto Berbah Sleman, Kamis (5/9/2019).
Baca Juga: Lima Inovator Muda UGM Ciptakan Bano, Tingkatkan Produktivitas Perikanan
Slamet menuturkan pakan menjadi faktor pemicu rendahnya produktivitas. Hal ini karena pakan menjadi penyusun terbesar biaya produksi budidaya dengan kisaran 60 persen hingga persen. Sementara baik buruknya kualitas dan kuantitas pakan ikan sangat menentukan hasil produksi dan keuntungan usaha pembudidayaan ikan.
"Maka dari itu KKP memiliki program Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi pembiayaan pakan dalam usaha budidaya ikan, sehingga akan sangat membantu pembudidaya karena harga pakan lebih murah," jelasnya.
Melalui program GERPARI, imbuh Slamet diharapkan akan menekan biaya produksi budidaya minimal 30 persen. Selain itu, pakan mandiri KKP ingin memastikan bahwa harga pakan bisa terjangkau, dengan kualitas kualitas yang bersaing dengan pakan pabrikan serta menjamin produk pakan yang mengacu pada SNI.
Beberapa hal yang masig menjadi kendala dalam penyediaan pakan mandiri di antaranya ketersediaan bahan baku pakan lokal, SDM dan pendampingan instansi teknis, kualitas pakan mandiri serta manajemen usaha pakan mandiri.
Berdasarkan data, tahun 2019 target bantuan pakan mandiri sebanyak 1250 ton. Hingga bulan Mei 2019 produksi pakan mandiri telah mencapai 28.746.356 kg atau 2874,636 ton.
Baca Juga: Jangan Ragu! Budidaya Lele Janjikan Keuntungan Melimpah
Ketua Kelompok Ngupoyo Mina Desa Tegaltirto Berbah Sleman, Suharyanto menambahkan dengan jumlah anggota kelompok 20 orang sejak tahun 2016 mampu memproduksi pakan ikan mandiri sebanyak 100 - 120 kg per hari. Margin keuntungan yang didapat oleh kelompok setelah memproduksi pakan ikan mandiri naik hingga 50 persen.
Ditambahkannya, biaya produksi pembuatan pakan mandiri yang mencapai Rp. 3.800 per kg berhasil dijual dengan harga Rp. 6.000 per kg. Peruntukan pakan mandiri utamanya untuk memenuhi kebutuhan kelompok, dan sisanya sekitar 20 persen untuk dijual kepada masyarakat sekitar. Komoditas yang dikembangkan oleh kelompok ini seperti ikan patin, lele dan gurami.
"Untuk penyediaan bahan baku, kelompok melakukan kerjasama dengan restoran pempek dengan memanfaatkan limbah restoran berupa kepala, tulang dan ekor ikan sebagai sumber protein pakan," jelasnya.
Suharyanto menuturkan sebelumnya per anggota rata-rata hanya memiliki 2000 ekor gurami, saat ini sudah mencapai 4.000 hingga 6.000 ekor. Jenis patin biasanya hanya 2.000 ekor sekarang 10.000 ekor
"Misalnya jenis patin rata-rata sebulan panen kisaran 700 hingga 800 kg. Keuntungan bisa mencapai Rp 6 juta sampai Rp 7 juta. Sebelumnya keuntungan hanya sekitar Rp 2 hingga 3 juta maksimal," tambahnya.
Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan, Ir Edy Sriharmanto menambahkan Kabupaten Sleman terutama kawasan barat biasa membudidayakan patin, lele dan gurami, Sleman utara membudidatakan Nila dan Bawal.
"Sleman juga tengah mengembangkan kawasan Minawisata dengah teknologi yang dikembangkan yakni kincir untuk jenis ikan nila," tambahnya. (Aje)
"ikan" - Google Berita
September 06, 2019 at 06:50AM
https://ift.tt/2ZQ4tIs
Tahun Ini, 13.6 Juta Ton Ikan Wajib Tersedia - Kedaulatan Rakyat
"ikan" - Google Berita
https://ift.tt/2Lm4jo8
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tahun Ini, 13.6 Juta Ton Ikan Wajib Tersedia - Kedaulatan Rakyat"
Post a Comment